Rabu, 18 Juni 2008


ha.........ha.........ha

Read More..

Aku.....


Saya dilahirkan senin Lima Oktober Tahun Seribu Sembilan Ratus Tujuh Puluh yang lalu disalah satu kampung kecil dengan komunitas 30-an kepala Keluarga ,kampung ini bernama Rangitatn terletak di lereng Bukit Samabue, oleh karenanya didunia maya ini saya di panggil Anak Samabue.....

Read More..

Selasa, 17 Juni 2008

WASPADALAH


Ular adalah merupakan binatang yang kadang kadang mengerti dengan tuannya (orang yang memeliharanya)tapi takkala ia diperlakukan dengan kasar maka tidak tanggung tanggung ia juga bisa berlaku kasar dengan tuannya, oleh karena itu waspadalah dengan binatang yang namanya ular..

Read More..

TUGU KHATULISTIWA



Tugu Khatulistiwa ini merupakan salah satu tugu yang terletak di Kalimantan Barat (Pontianak) dan merupakan kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat dan bagi saya ini merupakan mahnet Kalbar.

Read More..

Rabu, 11 Juni 2008

9 MEI 2008

Pemuda merupakan tulang punggung negara, oleh karenanya pemuda harus diposisikan dan mampu memporsikan diri untuk ambil bagian dalam proses pembangunan kemasyarakatan, dengan posisi yang strategis ini maka pemuda begitu juga dengan PEMUDA ADAT harus berupaya meningkatkan kapasitas diri mereka.
atas dasar itu maka Kamis 8 Mei 2008 telah dilaksanakan seminar pemuda adat di kecamatan Menjalin kabupaten landak. seminar ini tentunya merupakan sejarah di kalimantan barat pada umumnya dan di kabupaten landak khususnya,dan itu dilaksanakan di kota kecil seperti Menjalin dan semoga ini mampu menggugah semangat para pemuda Adat untuk berjuang.....bravo pemuda adat....

Read More..

KAWAN SEPERJUANGAN


Ini fhoto saya bersama kawan kawan seperjuangan ketika di SMA beberapa tahun yang lalu. dari kiri BARTHOLOMEUS ODONG, ANDREAS KAREM,SAYA (Mikael), CORNELIUS FIRMANSYAH, BONIFASIUS MARIA (alm).fhoto ini diambil sore hari di batu yang terletak di asrama Bhinneka Nyarumkop (1988).
sungguh luar biasa persahabatan itu dan sampai kini tidak pernah bisa dilupakan.
Bartholomeus Odong sekarang menjadi Kepala Sekolah di salah satu SLTA di Menjalin. Andreas Karem sampai saat ini saya belum bertemu dengannya entah kemana gerangan. Cornelius Firmsyah bekerja di salah satu NGO di Kalbar,
sedangkan Bonifasius Maria waktu itu sempat melanjutkan keseminari tinggi sehingga menjadi Pastor akan tetapi beberapa tahun kemudian Tuhan memanggilnya, dan kami yakin beliau diterima disisi Yang Maha Kuasa. Amin.....

Read More..

Selasa, 10 Juni 2008

BUAH KASIH



Dua bersaudara ini lucu dan mungil,yang cowo'itu bernama CHRISTIAN PONTIRABA, kesehariannya di panggil HARRIS, duduk di bangku kelas III SDN 01 Menjalin.
sedangkan adiknya yang cewe' itu bernama CHRISTELLA INTAN PARAMITHA,kesehariannya dipanggil INTAN, bersekolah di TK Susteran AMKUR Menjalin.
kedua bersaudara ini merupakan buah pekawinanku dengan Erna Martha....

Read More..

Senin, 09 Juni 2008

ARI KANAYATN

Sa’ari bulatn : Sego’ (ari tikus)
Dua ari bulatn : Kerap (ari pipit)
Talu ari bulatn : Ngalu (baik untuk mendatangkan rejeki)
Ampat ari bulatn : Rajaki aya’ (ahe nang di cinta mudah didapat)
Lima, Anam, Tujuh ari bulatn : Ari Baik.
Ari lapan : Tugu’ (jahat) tanaman mudah dimakan
binatang
Ari sambilan : ari baik
Ari sapuluh : ari baik
Ari sabalas : ari baik
Ari dua balas : Abis bulatn
Ari tiga balas : Kira’ (jahat)
Ari ampat balas : Ari aya’ (baik)
Ari lima balas : Pariama’ (bulatn purnama)
Ari anam balas : Riripatn
Ari tujuh balas : Ngantukng (baik untuk memancing)
Ari lapan balas : Ngaulakng (semua binatang kepalanya
Mengarah masuk ke bumi)

Ari sambilan balas : Tutup bulatn
Ari dua puluh, dua puluh satu : Ari dua
Ari dua puluh dua : Kadakng (binatang banyak keluar dari
persembunyian

Ari dua puluh tiga : Baik untuk kegiatan pertanian
Ari dua puluh ampat : Baik untuk kegiatan pertanian
Ari dua puluh lima : Baik untuk kegiatan pertanian
Ari dua puluh anam : Baik untuk kegiatan pertanian
Ari dua puluh tujuh : Baik untuk kegiatan pertanian
Ari dua puluh lapan : Kira’ jahat tanaman mudah mati muda
Ari dua puluh sambilan : Kalalah idup (kurang baik)
Ari tiga puluh : Ari tutup (kurang baik)

Sumber : Kepercataan Dayak Kanayatn dari cerita nek baruakng kulup

Read More..

Rabu, 28 Mei 2008


Sebagai wujud kecintaan Pemuda Adat terhadap lingkungan maka bertepatan dengan seminar pemuda adat tanggal 8 mei 2008 yang lalu, pemuda adat yang ada di Kecamatan Menjalin melakukan penanaman pohon pelindung di lingkungan rumah adat menjalin, semoga ini menjadi suatu teladan bagi seluruh pemuda adat di bumi pertiwi yang tercinta ini.
karena....
Bila engkau bersalah kepada Tuhan, barangkali Tuhan akan memaafkanmu 100% dan
Bila engkau bersalah terhadap sesama, barangkali mereka akan memaafkanmu 50% akan tetapi...
Bila engkau bersalah kepada Alam maka Alam akan berkata TIADA MAAF BAGIMU !

Read More..

Kamis, 24 April 2008

PROFILE YAYASAN PAHAR

Pada umumnya hutan dipandang sebagai rumah bersama dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat untuk berbagai keperluan hidup. karakteristik alam merupakan kestabilan ekologi, mampu menciptakan keragaman bentuk bentuk kehidupan dan keberagaman budayasecara bersama-sama untuk hidup saling membantu kelestarian hayati dengan didasari oleh prinsip dasar hidup (customary Law), berorientasi pada kesinambungan dan harmonisasi, keanekaragaman hayati (Biodiversity), keberagaman (Collectivity),ritualitas (Rituality), Alamiah (naturally), subsistensi (subsistency) dan berkesinambungan (Sustainability), namun semenjak dikeluarkannya berbagai peraturan serta ratifikasinya, dalam penjabarannya cenderung diskriminatif dan kurang menghormati hak hak masyarakat adat.Globalisasi, dimana akses masyarakat terhadap sumbeer daya terbatas, sementara persaingan yang diciptakan dalam tatanan makro oleh pihak pelaku ekonomi, memungkinkan untuk menggiring masyarakat kedalam konflik yang berkepanjangan, sehingga pruralisme SARA akan menjadi suatu hal yang sangat menakutkan dan bahkan harus dihindari.kondisi seperti inilah yang menyebabkan keberadaan masyarakat adat kian terpinggirkan oleh karenanya perlu adanya perluasan partisipasi dan strategi bahwa pengorganisasian diri masyarakat untuk mengelola sumber daya alam berkeadilan akan menumbuhkembangkan loyalitas serta kepedulian teerhadap perbaikan kondisi keterpurukan masyarakat adat selama ini.Beranjak dari hal yang sangat mendasar inilah tepatnya didalam diskusi terfokus pada tanggal 3 Februari 2001 oleh aktivis dari tokoh kaum muda lelaki dan perempuan adat, masyarakat dan mahasiswa di Pontianak membentuk sebuah wadah pergerakan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Yayasan PAHAR.Berdasarkan bentuknya secara fisik, PAHAR adalah tempat atau wadah untuk persembahan dalam upacara adat Suku Dayak, dan secara umum, PAHAR adalah Pemberdayaan Hak Perempuan Adat dan Rekonsiliasi Sosial.VISI YAYASAN PAHAR Terwujudnya masyarakat adat yang berdaulat dalam mengelola kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidkan, lingkungan dan sumbeer daya alam yang adil dan lestari berbasis ekonomi kerakyatan dan kesetaraan gender.MISI YAYASAN PAHAR Memberdayakan masyarakat adat multy etnis dalam mengelola sumber daya alam berbasis ekonomi keerakyatan untuk menata keharmonisan etnis didalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan lingkungan secara arif dan bijaksana serta multipihak berdasarkan prinsip dan nilai nilai demokrasi, HAM dan kesetaraan gender.TUJUAN STRATEGIS YAYASAN PAHAR 1. Promosi dan pelestarian bentuk pengetahuan/kearifan masyarakat adat.2. Mendorong pengembangan sikap, kesadaran dan keterampilan masyarakat adat melalui pendidikan 3. Penguatan dan perlindungan hak hak adat baik individu maupun kolektif pada wilayah kelola adat berdasarkan hak asal usul dan mendapat pengakuan dari masyarakat secara kolektif.4. Penguatan peran kelembagaan perempuan adat.PROGRAM KERJA Untuk saat ini, Yayasan PAHAR mendampingi masyarakat dan organisasi masyarakat lokal di Kabupaten landak, Kalimantan Barat diantaranya :1. PROGRAM KESEHATAN ALTERNATIF Pemberdayaan Komunitas Peramu Obat Tradisional (BATRA PANAMPUKNG).2. PROGRAM PENDIDIKAN ALTERNATIF Pemberdayaan orang muda masyarakat adat melalui fasilitasi Ikatan Seniman Menjalin (ISIM). Organisasi pemuda yang tertarik dibidang seni budaya - Pendidikan kritis - Pengembangan dan perlindungan seni berbasis masyarakat adat. - Peningkatan kapasitas seniman.- Pagelaran pagelaran seni untuk mendukung pembangunan perdamaian.3. PROGRAM PENDIDIKAN FORMAL Melalui fasilitasi SMK PAHAR dengan kurikulum pendidikan sebagai berikut : - Kurikulum pendidikan umum (sesuai kurikulum pemerintah) - Kurikulum Muatan Lokal (MULOK) sesuai karakteristik dengan materi : - Pendidikan Gender - Pendidikan Anti Kekerasan - Pendidikan seks dan kesehatan reproduksi - Penyuluhan HIV/AIDS, narkoba dan obat obat terlarang. - Pendidikan hukum kritis - Pendidikan ekonomi - Ketrampilan kecakapan hidup (Life Skill) NILAI NILAI KELEMBAGAAN.1. Menjunjung tinggi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai nilai demokrasi, HAM dan Kesetaraan Gender.2. Non Goverment Organization dan non profit oriented.3. Tidak berafilisiasi dengan salah satu partai politik, etnis atau golongan tertentu.4. Keterbukaan manajemen secara rasional, profesionalisme, saling percaya dan akuntabilitas.5. Pemberdayaan Masyarakat Multyetnis.

Read More..

Selasa, 15 April 2008

SOLO’/BIRISATN BINUA MERUPAKAN SALAH SATU UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN MASYARAKAT ADAT YANG MANDIRI

Gereja saja berupaya untuk bisa mandiri, bagaimana dengan Masyarakat Adat ?
Sepenggal kalimat diatas menjadi inspirasi sehingga beberapa orang mengambil sikap untuk melakukan sesuatu yang positif.

Berawal dari diskusi beberapa orang tokoh masyarakat adat, pemerhati adat dan pemuda adat bersama ketua Dewan Adat Kecamatan Menjalin tentang banyak hal yang menjadi keprihatinan yang sesungguhnya belum bisa dijawab oleh Dewan Adat Kecamatan dalam bentuk program yang tidak lain dikarenakan tidak mempunyai anggaran dan keterbatasan tenaga.

Keprihatinan tersebut antara lain :
1. Masyarakat adat Menjalin harus bangga karena mempunyai rumah adat yang megah dan sampai saat ini tetap berdiri kokoh, ini suatu aset yang perlu dilestarikan, maka perlu dijaga dan di rawat, tentu perlu anggaran, tapi darimana sumber anggaran tersebut akan didapatkan ?
2. Masyarakat Adat di Menjalin setiap tahun akan melaksanakan Naik Dango Kecamatan, tapi sumber dananya dari mana ?
3. Masyarakat adat selalu meminta kepada negara agar keberadaan mereka diakui, dasarnya adalah karena mereka mempunyai wilayah, kepengurusan adat yang lengkap dan ada rakyat (masyarakat adat), tapi ternyata fakta di lapangan menunjukkan masih ada di beberapa kampung yang kepengurusan adatnya belum lengkap. Lalu bagaimana upaya memfasilitasi agar lengkap ?
4. Semua pengurus adat tanpa terkecuali harus tahu tentang tugas dan fungsi mereka agar di lapangan tidak terjadi tumpang tindih kewenangan, tapi apa yang harus dilakukan agar ada panduan tertulis bagi mereka ?
5. Dari jaman nenek moyang kita dulu hukum adat itu memang tidak tertulis, tapi bagaimana itu dibuat tertulis agar semua orang mengerti dan mengetahuinya dengan harapan tidak terjadi kesewenang wenangan dan hal menjalankan eksekusi hukum adat.
6. Begitu juga dengan adat istiadat yang masyarakat adat anut bagaimana itu bisa dibukukan agar semua orang mengetahuinya dalam artian generasi terkini maupun generasi yang akan datang ?
7. Tempat Keramat, Pantak dan lain sebagainya diyakini oleh masyarakat mempunyai kekuatan untuk melindungi masyarakat disekitarnya tapi bagaimana itu di pelihara dan dilestarikan serta diinventarisir ?
8. Belakangan ini seni budaya seperti Jonggan sudah tidak lagi diminati oleh kaum muda dan keberadaannyapun sudah hampir punah, akan tetapi bagaimana menghidupkannya kembali ?
9. apa yang harus dilakukan oleh masyarakat adat terhadap wilayah kelola mereka yang belum dan telah terlanjur rusak ?

itu beberapa fakta kecil yang terkuak pada diskusi kami dan seyogyanya mendapat perhatian serius oleh semua elemen masyarakat adat.
Oleh karenanya kami yang tergabung dalam forum diskusi meminta kepada Ketua Dewan Adat Kecamatan untuk sesegera mensikapi kondisi riil itu dalam bentuk mengundang para Timanggong, Singa, Mangku, Pasirah pangaraga, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda serta forum diskusi untuk melakukan pertemuan atau musyawarah.

September 2007 rencana itu terlaksana, apa yang menjadi keprihatinan tersebut kami buka dalam forum rapat dan ternyata forum juga merasakan hal yang sama, tapi mengapa keprihatinan itu selama ini tidak terjawab ? karena untuk menjawabnya dibutuhkan dana sedangkan Dewan Adat dan pengurus adat tidak ada dana. Lalu ?
Karena kepentingan itu adalah kepentingan semua masyarakat adat maka masyarakat adat yang harus menjawab dan mendanainya.
Dalam pertemuan itu diambil kesepakatan bahwa masyarakat adat harus babiris (mengumpulkan dana) sebesar Rp.1000,- /KK/Bulan ( Seribu Rupiah per KK per bulan), dan itu disebut dengan SOLO’/BIRISATN BINUA.

Siapa masyarakat adat yang dimaksud tersebut ?
ü Semua Kepala Keluarga yang tinggal diwilayah Kecamatan Menjalin.
ü Mereka yang berasal dari Menjalin akan tetapi tinggal di luar seperti di Pontianak, Landak dan lain sebagainya.
ü Penduduk yang tidak bertempat tinggal di Menjalin akan tetapi bekerja ( mencari penghasilan di wilayah Menjalin)

lalu siapa dan bagaimana proses sosialisasi kepada masyarakat dilakukan sampai pada berbagai macam teknis pengelolaan anggaran dan pertanggungjawabannya ? maka peserta rapat saat itu menghendaki harus dibentuk KELOMPOK KERJA MASYARAKAT ADAT (POKJA MA) dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :

Dewan Penasehat
Ketua POKJA
Sekretaris
Bendahara
Koordinator Divisi
1. Divisi pemeliharaan rumah adat.
2. Divisi Adat istiadat, hukum adat dan kelembagaan adat
3. Divisi Inventarisir situs situs adat
4. Divisi even event budaya
5. Divisi Pertanian
Tim Pemantau

Setelah POKJA MA ini terbentuk maka telah beberapa kali melakukan rapat kerja terutama merancang bentuk sosialisasi dan membuat format dan kwitansi penarikan Solo’/Birisatn Binua.
Tahapan tahapan sosialisasi :
1. Tim POKJA MA Melakukan sosialisasi di wilayah ketimanggongan.
Timanggong mengundang para pengurus adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, aparat desa dan TIM POKJA di suatu tempat. Kemudian TIM POKJA di persilahkan untuk mensosialisasikan program SOLO’/BIRISATN BINUA. Dalam waktu yang bersamaan, secara demokratis mereka menunjuk salah satu dari masyarakat mereka sebagai tenaga untuk memungut birisatn, dan kemudian TIM POKJA menerbitkan Surat Tugas untuk yang bersangkutan, disertai dengan formulir pemungutan dan kwitansi bukti pemungutan.
2. Apabila setelah sosialisasi itu ternyata ada kampung yang belum jelas maka mereka mengundang TIM POKJA untuk sosialisasi di kampung mereka.
3. Sosialisasi berlanjut terus tanpa batas dan pungutan mulai dilaksanakan bulan maret tapi berdasarkan kesepakatan waktu sosiaalisasi bahwa Birisatn Binua dihitung mulai Januari 2008.

Bagaimana proses pengumpulan dan pertanggungjawaban SOLO’/BIRISATN Binua?
Ketika pemungut dalam bulan iu telah melaksanakan pungutan, maka yang bersangkutan menyerahkannya kepada Timanggong dan Seksi usaha dana TIM POKJA menjemput/mengumpulkan uang tersebut dari para Timanggong, Singa, Mangku dan kemudian menyimpannya di lembaga keuangan terdekat.
Kemudian bila nanti masyarakat untuk kepentingan bersama merasa memerlukan uang itu maka mereka harus mengajukan usulan/proposal kepada Timanggong dan Timanggong yang menseleksinya yang mana yang prioritas kemudian Timanggong melanjutkannya kepada TIM KERJA. Atas dasar itu TIM KERJA turun ke lapangan untuk verifikasi selanjutnya mencairkan anggaran.
Perlu diketahui bahwa di Kecamatan Menjalin terdapat 7 Binua yaitu :
1. Binua Lumut Ilir.
2. Binua Manyalitn.
3. Binua Saba’u.
4. Binua Buah Muda’
5. Binua Kaca’
6. Binua Batukng.
7. Binua Oha’
Dan 40 Kampokng dengan jumlah penduduk sebanyak 4200 KK.

Karena ini urusan uang dan kepercayaan dari masyarakat maka setiap tiga bulan sekali TIM POKJA membuat dan melaporkan keuangan kepada masyarakat.

Perhitungannya :
4200 KK x Rp.1000 = Rp.4.200.000/bulan
12 bln x Rp.4.200.000 = Rp.50.400.000, (lima puluh juta empat ratus ribu rupiah) dana inilah yang akan membuat masyarakat adat mandiri !!!!!!
Catatan : Jumlah tersebut diatas belum termasuk Birisatn yang dipungut dari KK (Kepala Keluarga) yang tidak berdomisili di Menjalin.

Para pengunjung blog yang terhormat, kami TIM POKJA MA berharap partisipasi doa kawan kawan semua agar upaya yang kami lakukan sukses.

Read More..

Minggu, 13 April 2008

BATRA PANAMPUKNG

BATRA PANAMPUKNG adalah salah satu organisasi /perkumpulan para pengobat tradisional yang ada di kecamatan menjalin kabupaten Landak Kalimantan Barat, perkumpulan ini didirikan tahun 2003 sebagai buah dari organisir yang dilakukan oleh Yayasan PAHAR Menjalin. perkumpulan ini berjumlah sekitar 20 orang
dalam rangka memperkenalkan perkumpulan dan obat obat tradisional yang mereka miliki maka telah dua kali mereka menghiasi stand di pesta adat naik dango seperti naik dango di kecamatan menjalin dan gawe Dayak Kalimantan Barat.

Read More..

Jumat, 14 Maret 2008

Bersatu Dalam Damai

Hari itu jum’at, 8 Februari 2008 jam 07.00 pagi, cuaca tidak begitu bersahabat, mendung dan agak gerimis, tapi kondisi ini sedikitpun tidak menyurutkan niatku untuk berangkat. Berangkat dari menjalin menuju satu kampung yang terletak di Kecamatan Toho.
Disepanjang kiri kanan jalan terhampar luas sawah yang menghijau sesekali ku lihat para petani sibuk mengerjakan sawahnya,di tempat terpisah yang jalannya agak berlobang laju kendaraan ku kurangi dan tidak jauh ditepi jalan itu aku melihat seorang bapak sedang berjongkok mengarit rumput, “mencari rumput Pak ? sapaku, orang tua itu menoleh sembari membetulkan topi yang dipakainya, Iya Nak. mau ke mana ? ia balik bertanya, ke Sambora jawabku”.
Perjalanan 14 Km yang ku jalani lumayan melelahkan tapi akhirnya aku sampai juga di suatu rumah yang menjadi target tujuanku, “selamat pagi bu’ ya selamat pagi, jawab si ibu sambil sibuk mengeluarkan termos es dan barang-barang jualan lainnya, Ada Bapak Bu ? ada, lagi mandi, silahkan masuk Pak...,iya bu, terima kasih”, dan sayapun masuk kerumahnya dan duduk diruang tamu.
Tidak berapa lama Pak Pendi pun keluar menemuiku, sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman terucap kata “sudah lama Pak Mikael ? barusan jawabku, sendiri kah ? iya Pak sendiri”,beliaupun duduk di kursi yang letaknya di sampingku.
Seketika itu juga sang ibu datang mengantarkan dua gelas kopi untuk kami, “silahkan pak, sambil diminum kopinya, iya bu’ terima kasih, sahutku”.
Sambil minum kopi kami larut dalam diskusi seputar sambora dan dia juga menceritakan suka dukanya memimpin masyarakat yang multy etnis apalagi bergelut dengan masyarakat yang basic pendidikannya boleh di katakan minim.
Orang tua setengah baya ini bernama Pak Pendi, beliau adalah salah satu penduduk yang sudah cukup lama tinggal di sambora dan setahun yang lalu baru terpilih secara langsung oleh masyarakatnya untuk menjadi pemimpin mereka sebagai Kepala Desa.
Rasanya tidak kurang dua jam kami ngobrol dan itu awal yang cukup berkesan bagi saya untuk mengenal sambora.
Sambora adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak, menurut saya desa ini merupakan salah satu desa yang sudah lumayan maju ketimbang desa desa lainnya terutama di bidang pertanian, sepanjang tahun penduduk di desa ini tidak pernah kekurangan beras, bahkan sebagian dari hasil pertanian mereka, mereka jual untuk memenuhi kebutuhan lainnya seperti untuk membangun rumah, membeli sepeda motor dan untuk biaya sekolah anak anak mereka. Pola pertanian yang mereka gunakan adalah dengan pola bergadu, pola tanam dua kali dalam setahun.
Selain mengandalkan hasil pertanian mereka juga mengandalkan hasil dari menoreh karet.
Norma norma hidup berdampingan dan rasa toleransi serta kegotongroyongan dalam masyarakat di desa Sambora masih tetap terpelihara dengan baik, ibi dibuktikan dengan ketika misalnya ada perselisihan ataupun perkelahian diantara mereka, tidak pernah membawa bawa nama kelompok atau etnis dan itu selalu mereka selesaikan secara kekeluargaan, tidak sampai berakhir di tangan aparat (polisi), begitu pula dengan mengerjakan lahan pertanian (bertani) mereka tidak sendiri sendiri tapi mereka membentuk kelompok yang dalam bahasa dayak di sambora disebut Balale’ artinya mereka membentuk kelompok untuk mengerjakan lahan pertanian dari lahan si A umpamanya kemudian beralih lagi ke si B dan begitu selanjutnya sehingga semua mereka yang tergabung dalam kelompok itu mendapat giliran.
Di desa ini tingkat saling menghargai antar sesama pemeluk agama juga terpelihara dengan baik, mereka tidak saling menjelek jelekkan, dan tidak pernah memandang agama ini bagus dan agama ini yang tidak bagus, tapi mereka memandangnya sama.
Dari pusat kecamatan, bila kita ingin pergi ke desa ini maka ada dua jalur/jalan yang bisa kita lewati yaitu lewat Anjungan maupun lewat Takong. Bila kita lewat Anjungan maka sebelum kita sampai kesana terlebih dahulu ada beberapa kampung yang kita lewati yaitu kampung Pak. Buluh, Kampung Ngarak dan Kampung Salatiga, bila kita menempuh jalur ini maka jaraknya 15 Km tapi jalan dari Anjungan sampai Salatiga beraspal dan bagus dan hanya dari Salatiga ke Sambora yang jalannya kurang bagus kira kira 2 Km,
Lain halnya bila kita lewat Takong maka ada beberapa kampung yang harus kita lewati yaitu Kampung P. Utan, Kampung Sibo dan Kampung Binuang dengan jarak tempuh 13 Km, dengan kondisi jalan banyak yang berlobang dan beberapa tanjakan. Kedua jalur ini bisa dengan menggunakan roda empat maupun roda dua.
Desa Sambora dihuni dengan 603 Kepala Keluarga yang tersebar di 2 dusun yaitu Dusun Sambora 1 (satu) dan Dusun Sambora 2 (dua) dengan 12 RT.
Komunitas yang mendiami desa ini terdiri dari dua etnis yaitu etnis Jawa dan etnis Dayak. Etnis Jawa merupakan penduduk mayoritas di desa ini dengan jumlah yang cukup besar yaitu 486 KK, dan etnis Dayak merupakan etnis yang minoritas yang hanya berjumlah 117 KK, yang sebagian besar tinggal dii RT.1, RT.7 dan RT.9.
Di Desa Sambora berkembang 3 agama yang dianut oleh masyarakat yaitu Agama Islam, Agama Kristen Protestan dan Agama Katolik dan masing masing memiliki tempat ibadah yang tidak berjauhan letaknya.
Di desa ini juga terdapat SD Negeri, Taman Kanak Kanak, dan Taman kanak Kanak ini diasuh oleh yayasan Al-Azhar dan Madrasah Tsanawiyah.

Read More..
zwani.com myspace graphic comments